A. TANDA-TANDA BESAR DATANGNYA HARI KIAMAT
1. Munculnya Mahdi.
Dari Ibnu Mas’ud bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Hari-hari tidak akan berakhir dan masa tidak akan berlalu hingga bangsa Arab dipimpin oleh laki-laki dari keturunanku, dimana namanya sama dengan namaku.” (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi
2. Munculnya Dajjal
3. Turunnya Isa
4. Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj
Tentang keluarnya Dajjal, turunnya Isa, dan keluarnya Ya’juj dan Ma’juj terdapat dalam hadist An-Nawaas Ibn Sam’an, ia berkata,
“Rasulullah menyebut tentang Dajjal pada suatu pagi, beliau terkadang memelankan suara dan sesekali mengeraskannya, sampai-sampai kami mengira ia (Dajjal) sedang berada di tengah-tengah kebun kurma. Maka ketika kami mendatangi beliau, beliau mengetahui hal itu dari kami, maka beliau bertanya,
‘Ada apa dengan kalian?’
Kami menjawab, ‘Wahai Rasulullah, Anda menyebut tentang Dajjal pagi ini, Anda menurunkan dan mengeraskan suara hingga kami mengira ia berada di tengah kebun kurma?’
Maka beliau bersabda, ‘Bukan Dajjal yang paling aku takutkan menimpa kalian, kalau Dajjal keluar dan aku masih ada diantara kalian, maka aku akan mengalahkan hujjahnya, bukan kalian, dan jika keluar sementara aku sudah tidak berada di tengah-tengah kalian, maka tiap orang menjadi pelindung dirinya sendiri, dan Allah sebagai penggantiku sebagai penjaga tiap muslim. Sesungguhnya Dajjal adalah seorang pemuda yang sangat keriting rambutnya, matanya menonjol keluar, sepertinya aku menyerupakannya dengan Abdul Uzza ibn Qotton, maka barangsiapa diantara kalian mendapatkannya hendaklah ia membacakan kepadanya awal surat Al-Kahfi, dan sesungguhnya ia keluar dari jalan antara Syam dan Iraq, kemudian ia merusak daerah kanannya dan merusak dari arah kirinya, karena itu wahai hamba Allah tetaplah (di atas agama Allah)!’
Kami bertanya, ‘Wahai Rasulullah berapa lama ia akan tinggal di bumi?’
Beliau menjawab, ‘Empat puluh hari, satu hari (pertama) sama dengan setahun, dan sehari (kedua) sama dengan sebulan, dan sehari (ketiga) sama dengan satu jum’at (seminggu), dan sisa harinya sama dengan hari-hari kalian.’
Kami bertanya, ‘Wahai Rasulullah satu hari yang sama dengan setahun itu apakah cukup bagi kami shalat sehari pada hari ini?’
Beliau menjawab, ‘Tidak, maka kira-kirakanlah untuknya.’
Kami bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana kecepatan gerakannya di bumi?’
Beliau menjawab, ‘Bagai hujan yang diikuti angin, maka ia akan datang pada suatu kaum lalu mengajak mereka, maka mereka pun iman dan percaya kepadanya serta patuh kepadanya, lalu ia memerintahkan langit maka turunlah hujan, memerintahkan bumi, maka ia pun tumbuh subur, maka kembalilah harta (ternak) mereka dalam bentuk yang paling panjang punuknya dan paling banyak air susunya, dan paling panjang perutnya. Kemudian ia datangi suatu kaum dan mengajak mereka, akan tetapi mereka menolaknya, maka ketika keesokan harinya, mereka pun kehilangan harta bendanya, kemudian Dajjal melewati tempat yang hancur, maka ia berkata kepadanya, ‘Keluarkanlah harta kekayaan dan simpananmu!’ maka harta kekayaan yang tersimpan di dalamnya keluar dan mengikutinya bagaikan rombongan pejantan lebah, kemudian ia mengajak seorang pemuda yang sedang dalam masa pertumbuhannya, dan memenggalnya dengan sebuah pedang, maka ia terbelah menjadi dua bagian terpisah sejauh sasaran lemparan, kemudian memanggilnya, maka pemuda itupun datang kepadanya dan berseri-seri mukanya dan tertawa.
Dan saat itulah Allah mengirimkan Isa Al Masih putra Maryam, maka ia turun di atas menara putih di sebelah timur Damaskus dengan memakai dua jubah yang berwarna, dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas sayap-sayap dua malaikat, jika ia mengangguk-anggukkan kepalanya maka mengucurlah air, dan jika ia menengadahkan kepalanya maka meneteslah butiran-butiran perak berkilau bagai lu’lu’ (batu mulia), maka tidak seorang kafir pun yang mencium aroma nafasnya, melainkan akan mati, sedang nafasnya menembus sejauh mata memandang, maka ia pun mengejar Dajjal hingga akhirnya ia mendapatkannya di Bab Ludd dan membunuhnya. Kemudian Isa mendatangi kaum yang telah dilindungi Allah dari Dajjal lalu ia mengusap muka mereka dan menceritakan kepada mereka tentang derajat mereka dalam surga. Dan ketika demikian maka Allah mewahyukan kepada Isa, ‘Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba yang tidak seorangpun bisa membunuhnya, maka jagalah hamba-hambaku, dan kumpulkan mereka di bukit Thur.’
Maka Allah mengutus Ya’juj dan Ma’juj dan merekapun turun dengan cepat dari tempat-tempat tinggi, lalu bagian depan rombongan mereka melewati danau Thobariyah, maka mereka minum darinya. Dan bagian terakhir rombongan mereka ketika melewatinya, mereka berkata, ‘Di sini dulu ada airnya.’ Dan nabi Isa beserta pengikutnya dikepung, sehingga kepala sapi salah seorang diantara mereka lebih berharga daripada seratus dinar bagi seorang diantara kalian saat ini, maka nabi Isa dan sahabatnya berdoa kepada Allah, lalu allah mengirimkan kepada mereka (Ya’juj-Ma’juj) ulat ke leher-leher mereka, maka mereka pun mati bagaikan satu jiwa (mati bersamaan) kemudian nabi Isa dan pengikutnya turun ke bumi (dari gunung Ath-Thur), maka mereka tidak mendapakan sejengkal tanah melainkan telah dipenuhi bau busuk bangkai mereka (Ya’juj-Ma’juj), lalu nabi Isa dan sahabatnya berdoa kepada Allah, maka Allah mengutus burung yang besarnya bagai leher-leher unta, kemudian membawa terbang bangkai mereka dan melemparkan ke arah mana saja yang dikehendaki Allah, kemudian Allah menurunkan hujan yang mengguyur baik rumah dari tanah liat maupun rumah tenda (dari bulu), maka ia (air hujan) mencuci bumi hingga licin bagai kaca, kemudian dikatakan kepada bumi, ‘Tumbuhlah buah-buahanmu dan kembalikan keberkahanmu!’
Maka pada hari itu sekelompok besar manusia makan dari satu biji delima, dan mereka bisa berteduh dengan kelopaknya, dan diberkahi hewan ternaknya, sampai-sampai air susu seekor unta mampu mencukupi kelompok besar manusia, dan air susu sapi mampu mencukupi satu kabilah, dan air susu kambing mampu mencukupi satu marga. Dan di saat demikian Allah mengirimkan angin yang harum baunya, maka bertiup sampai ke ketiak mereka, maka ia mencabut ruh setiap orang muslim dan mukmin dan tinggalah sejelek-jelek manusia, mereka melakukan persetubuhan dengan wanita seperti layaknya keledai (persetubuhan di depan umum tanpa rasa malu) maka terjadilah hari kiamat atas mereka.” (HR. Muslim)
5. Perang antara kaum muslimin dan yahudi.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi sampai kaum muslimin memerangi Yahudi, hingga orang Yahudi bersembunyi di balik bebatuan dan pepohonan, maka bebatuan dan pepohonan berkata, ‘Wahai orang muslim, ini ada orang Yahudi bersembunyi di belakangku. Kemari dan bunuhlah!’ kecuali pohon ghorqod (sejenis pohon berduri, terkenal di baitul Maqdis), karena ia adalah termasuk pohon orang Yahudi.” (HR. Bukhori dan Muslim)
6. Keringnya sungai Eufrat.
Dari Abu Hurairah ia berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kiamat tidak akan
terjadi hingga kering sungai Furat (Eufrat) yang akan menyikap sebuah gunung
emas yang menjadi ajang perebutan, sehingga saling bunuh, maka terbunuhlah dari
setiap seratus orang, sembilan puluh sembilan yang mati, maka berkata setiap
orang dari mereka, ‘Semoga aku yang selamat.’
Dan dalam riwayat, “Hampir saja sungai Eufrat menyikap harta karun dari
emas, maka barangsiapa mendapatkan masa itu, hendaknya tidak mengambil apapun
darinya.” (HR. Bukhori dan Muslim)
7. Daratan yang tenggelam ke dalam bumi, dukhon/kabut, dabbah/binatang melata, matahari terbit dari barat, keluarnya api dari pelosok kota Aden (kota di Yaman).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya kiamat itu tidak akan terjadi sebelum datang sepuluh tanda-tanda: daratan yang tenggelam ke dalam bumi (sebagaimana qarun, pent) di belahan timur, daratan yang tenggelam ke dalam bumi di belahan barat, dan daratan yang tenggelam ke dalam bumi di jazirah Arab, kabut, Dajjal, binatang melata, Ya’juj dan Ma’juj, matahari terbit dari tempat ia terbenam, adanya api yang keluar dari pelosok kota Aden yang paling jauh yang menghalau manusia, dan turunnya Isa putra Maryam.” (HR. Muslim)
B. TAHAPAN SETELAH KEMATIAN DAN PERJALANAN SETELAH KEBANGKITAN
Berikut ini adalah tahap-tahap yang akan kita lalui setelah kematian menuju hidup yang abadi di akhirat nanti.
1. Alam kubur (alam barzah)
Setelah manusia meninggal dunia, ia akan berpindah ke alam barzah, tempat di mana setiap manusia akan berjumpa dengan 2 malaikat dialam kubur. Dua malaikat tersebut akan menanyakan kepada manusia tentang siapa Tuhannya, apa agamanya, apa kitabnya dan siapa Nabinya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا قُبِرَ الْمَيِّتُ أَوْ قَالَ أَحَدُكُمْ أَتَاهُ مَلَكَانِ أَسْوَدَانِ أَزْرَقَانِ يُقَالُ لأَحَدِهِمَا الْمُنْكَرُ وَالآخَرُ النَّكِيرُ ، فَيَقُولَانِ : مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ ؟ فَيَقُولُ مَا كَانَ يَقُولُ : هُوَ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ ، أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . فَيَقُولانِ : قَدْ كُنَّا نَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُولُ هَذَا ، ثُمَّ يُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ سَبْعُونَ ذِرَاعًا فِي سَبْعِينَ ، ثُمَّ يُنَوَّرُ لَهُ فِيهِ ، ثُمَّ يُقَالُ لَهُ : نَمْ ، فَيَقُولُ : أَرْجِعُ إِلَى أَهْلِي فَأُخْبِرُهُمْ ، فَيَقُولَانِ : نَمْ كَنَوْمَةِ الْعَرُوسِ الَّذِي لا يُوقِظُهُ إِلا أَحَبُّ أَهْلِهِ إِلَيْهِ حَتَّى يَبْعَثَهُ اللَّهُ مِنْ مَضْجَعِهِ ذَلِكَ.
وَإِنْ كَانَ مُنَافِقًا قَالَ : سَمِعْتُ النَّاسَ يَقُولُونَ فَقُلْتُ مِثْلَهُ لا أَدْرِي . فَيَقُولَانِ : قَدْ كُنَّا نَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُولُ ذَلِكَ ، فَيُقَالُ لِلأَرْضِ : الْتَئِمِي عَلَيْهِ ، فَتَلْتَئِمُ عَلَيْهِ ، فَتَخْتَلِفُ فِيهَا أَضْلاعُهُ ، فَلا يَزَالُ فِيهَا مُعَذَّبًا حَتَّى يَبْعَثَهُ اللَّهُ مِنْ مَضْجَعِهِ ذَلِكَ
“Apabila mayit atau salah seorang dari kalian sudah dikuburkan, ia akan didatangi dua malaikat hitam dan biru, salah satunya Munkar dan yang lain Nakir, keduanya berkata, “Apa pendapatmu tentang orang ini (Nabi Muhammad)?” Maka ia menjawab sebagaimana ketika di dunia, “Abdullah dan Rasul-Nya, aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Keduanya berkata, “Kami telah mengetahui bahwa kamu dahulu telah mengatakan itu.” Kemudian kuburannya diperluas 70 x 70 hasta, dan diberi penerangan, dan dikatakan, “Tidurlah.” Dia menjawab, “Aku mau pulang ke rumah untuk memberitahu keluargaku.” Keduanya berkata, “Tidurlah, sebagaimana tidurnya pengantin baru, tidak ada yang dapat membangunkannya kecuali orang yang paling dicintainya, sampai Allah membangkitkannya dari tempat tidurnya tersebut.”
Apabila yang meninggal adalah orang munafik, ia menjawab, “Aku mendengar orang mengatakan aku pun mengikutinya dan saya tidak tahu.” Keduanya berkata, “Kami berdua sudah mengetahui bahwa kamu dahulu mengatakan itu.” Dikatakan kepada bumi, “Himpitlah dia, maka dihimpitlah jenazah tersebut sampai tulang rusuknya berserakan, dan ia akan selalu merasakan azab sampai Allah bangkitkan dari tempat tidurnya tersebut.” (HR. Tirmidzi, no. 1071. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
Orang yang kuat imannya yang bisa menjawab pertanyaan kubur
Bukti di alam kubur, ahli ikhlas dan orang yang kuat imannya akan mudah menjawab pertanyaan kubur adalah riwayat berikut.
Al-Mas’udi berkata, dari ‘Abdullah bin Mukhariq, dari bapaknya, dari ‘Abdullah, ia berkata, “Sesungguhnya seorang mukmin jika meninggal dunia, ia akan didudukkan di kuburnya. Ia akan ditanya, ‘Siapa Rabbmu?’, ‘Apa agamamu?’, ‘Siapa nabimu?’. Allah akan menguatkan orang beriman itu untuk menjawab. Ia akan menjawab, ‘Rabbku Allah, agamaku Islam, nabiku Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Lantas ‘Abdullah membacakan firman Allah surat Ibrahim ayat 27.” (Diriwayatkan oleh Ath-Thabari dan ‘Abdullah bin Imam Ahmad dalam As-Sunnah, no. 1429; Al-Baihaqi dalam ‘Adzab Al-Qabr, no. 9. Semuanya dari jalur Al-Mas’udi dengan sanad yang hasan. Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 4: 612)
2. Hari kebangkitan
Hari kebangkitan ditandai dengan tiupan sangkakala oleh malaikat Israfil. Tiupan pertamanya sebagai titik mula terjadinya hari akhir (kiamat) yang membinasakan semua makhluk di dunia.
Kemudian pada tiupan kedua, semua manusia tanpa terkecuali akan bangkit dari kebinasaannya dan inilah yang dinamakan hari kebangkitan.
Allah SWT berfirman:
وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَنَسِيَ خَلْقَهُ قَالَ مَنْ يُحْيِ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيمٌ () قُلْ يُحْيِيهَا الَّذِي أَنْشَأَهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ
Artinya:
“Dan dia (yang durhaka itu) membuat bagi Kami satu perumpamaan; sedangkan dia melupakan kejadian (diri)nya; dia berkata: ‘Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, padahal ia telah hancur luluh?” Katakanlah (Nabi Muhammad SAW): “Ia akan dihidupkan oleh Yang menciptakannya pada kali pertama. Dan Dia Maha Mengetahui segala ciptaan.” (QS: Yasin Ayat 78-79)
Dalam ayat yang lain juga disebutkan, Allah Ta’ala berfirman,
زَعَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ لَنْ يُبْعَثُوا ۚ قُلْ بَلَىٰ وَرَبِّي لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ ۚ وَذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
“Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: “Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. At-Taghabun: 7)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا بَيْنَ النَّفْخَتَيْنِ أَرْبَعُونَ قَالَ أَرْبَعُونَ يَوْمًا قَالَ أَبَيْتُ قَالَ أَرْبَعُونَ شَهْرًا قَالَ أَبَيْتُ قَالَ أَرْبَعُونَ سَنَةً قَالَ أَبَيْتُ قَالَ ثُمَّ يُنْزِلُ اللَّهُ مِنْ السَّمَاءِ مَاءً فَيَنْبُتُونَ كَمَا يَنْبُتُ الْبَقْلُ لَيْسَ مِنْ الْإِنْسَانِ شَيْءٌ إِلَّا يَبْلَى إِلَّا عَظْمًا وَاحِدًا وَهُوَ عَجْبُ الذَّنَبِ وَمِنْهُ يُرَكَّبُ الْخَلْقُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Jarak antara kedua tiupan empat puluh.” Abu Hurairah bertanya, “(Apakah) empat puluh hari.” Beliau menjawab, “Aku belum bisa memastikan.” Abu Hurairah bertanya, “(Apakah) empat puluh bulan.” Beliau menjawab, “Aku belum bisa memastikan.” Abu Hurairah bertanya, “(Apakah) empat puluh tahun.” Beliau menjawab, “Aku belum bisa memastikan.” Beliau bersabda, “Kemudian Allah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mereka pun tumbuh sebagaimana tumbuhnya tanaman. Tidak ada sesuatu pun dari jasad manusia kecuali telah hancur kecuali satu tulang, yaitu tulang ekornya, dan dari sanalah manusia tersusun kembali pada hari Kiamat.” (HR. Bukhari, no. 4935 dan Muslim, no. 2955)
3. Padang Mahsyar
Konon, Padang Mahsyar adalah tempat datar yang sangat luas di mana matahari hanya berjarak satu jengkal dari kepala manusia.
Di Padang Mahsyar setiap insan akan mulai diadili tergantung amal perbuatannya dan diiringi oleh dua malaikat. Satu sebagai pengiringnya dan yang satu lagi sebagai saksi atas semua perbuatannya di dunia.
Allah berfirmandalam surat al-an’am ayat 22:
وَيَوْمَ نَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا ثُمَّ نَقُولُ لِلَّذِينَ أَشْرَكُوٓا۟ أَيْنَ شُرَكَآؤُكُمُ ٱلَّذِينَ كُنتُمْ تَزْعُمُونَ
Terjemah Arti: Dan (ingatlah), hari yang di waktu itu Kami menghimpun mereka semuanya kemudian Kami berkata kepada orang-orang musyrik: "Di manakah sembahan-sembahan kamu yang dulu kamu katakan (sekutu-sekutu) Kami?".
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan tanah di Padang Mahsyar adalah tanah yang rata, belum ditempati seorangpun. Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى أَرْضٍ بَيْضَاءَ عَفْرَاءَ كَقُرْصَةِ النَقِيِّ لَيْسَ فِيْهَا عَلَمٌ لأَحَدٍ رواه مسلم وفي رواية البخاري: قَالَ سَهْلٌ أَوْ غَيْرُهُ: لَيْسَ فِيهَا مَعْلَمٌ لِأَحَدٍ
Pada hari Kiamat, manusia dikumpulkan di atas tanah yang rata seperti roti putih yang bundar dan pipih; tidak ada tanda untuk seorangpun. [HR Muslim. Dan dalam riwayat al Bukhari: Sahl atau yang lainnya berkata : “Tidak ada tanda bekas bagi seorangpun”].
Matahari Mendekat Ketika manusia menghadap Rabb sekalian alam semesta, matahari
mendekat sejauh satu mil dari mereka, sehingga manusia berkeringat, hingga
keringat tersebut menenggelamkan manusia sesuai dengan amalan masing-masing
ketika di dunia. Berikut adalah beberapa hadits yang menjelaskan keadaan tersebut.
Hadits al Miqdad bin al Aswad yang diriwayatkan Imam Muslim :
عَنِ الْمِقْدَادِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: تَدْنُو الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ الْخَلْقِ حَتَّى تَكُونَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيلٍ, قَالَ سُلَيْمُ بْنُ عَامِرٍ : وَاللَّهِ ! مَا أَدْرِي مَا يَعْنِي بِالْمِيلِ أَمَسَافَةَ الْأَرْضِ أَمْ الْمِيلَ الَّذِي تُكْتَحَلُ بِهِ الْعَيْنُ؟ قَالَ: فَيَكُونُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ فِي الْعَرَقِ فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى كَعْبَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى حَقْوَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ إِلْجَامًا وَأَشَارَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ إِلَى فِيهِ رواه مسلم
Dari al Miqdad Radhiyallahu anhu , ia berkata : Aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Pada hari Kiamat, matahari akan mendekat (kepada) makhluk (manusia) hingga jaraknya dari mereka seperti ukuran satu mil”. Sulaim bin ‘Amir berkata,”Demi Allah! Aku tidak mengerti yang dimaksud dengan satu mil tersebut, apakah ukuran dunia ataukah mil yang digunakan sebagai alat celak mata?” Beliau berkata: “Sehingga manusia berada sesuai dengan ukuran amalannya dalam keringatnya. Ada di antara mereka yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang keringatnya menenggelamkannya. Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan isyarat dengan tangannya ke mulut beliau. [HR Muslim].
Golongan Yang Akan Mendapatkan Naungan ‘Arsy Allah Ta’ala
Disaat matahari didekatkan dengan jarak 1 mil, dengan panas yang dahsyat ada golongan yang mendapat perlindungan/naungan pada saat itu.
Pada hari yang sangat panas itu, Allah Ta’ala akan memberikan naungan kepada sebagian hamba pilihan-Nya. Tidak ada naungan pada hari itu kecuali naungan-Nya semata. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya): “Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah dengan naungan ‘Arsy-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali hanya naungan-Nya semata.
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ: اْلإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
“Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah dengan naungan ‘Arsy-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali hanya naungan-Nya semata.
1. Imam (pemimpin) yang adil.
2. Pemuda yang tumbuh besar dalam beribadah kepada Rabbnya.
3. Seseorang yang hatinya senantiasa terpaut pada masjid.
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah, dimana keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah.
5. Dan seorang laki-laki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang berkedudukan lagi cantik rupawan, lalu ia mengatakan: “Sungguh aku takut kepada Allah.”
6. Seseorang yang bershodaqoh lalu merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya.
7. Dan orang yang berdzikir kepada Allah di waktu sunyi, lalu berlinanglah air matanya.” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, II/143 – Fat-h, dan Muslim, no. 1031).
4. Yaumul hisab (perhitungan amal)
Pengertian hisab disini adalah, peristiwa Allah menampakkan kepada manusia amalan mereka di dunia dan menetapkannya.[ Muqarrar at Tauhid Lishaf ats Tsani al ‘Ali fil Ma’ahid al Islamiyah, tanpa tahun, hlm. 84]
Atau Allah mengingatkan dan memberitahukan kepada manusia tentang amalan kebaikan dan keburukan yang telah mereka lakukan.[ Syarh al ‘Aqidah al Wasithiyah, Khalil Haras, Tahqiq Alwi Abdilqadir as Sagaf, Cetakan Kedua, Tahun 1415H, Dar al Hijrah, hlm. 209
Hisab menurut istilah aqidah memiliki dua pengertian.
Pertama. Al ‘Aradh (penampakan dosa dan pengakuan), mempunyai dua pengertian.
1. Pengertian umum, yaitu seluruh makhluk ditampakkan di hadapan Allah dalam keadaan menampakkan lembaran amalan mereka.
2. Pemaparan amalan maksiat kaum Mukminin kepada mereka, penetapannya, merahasiakan (tidak dibuka dihadapan orang lain) dan pengampunan Allah atasnya. Hisab demikian ini dinamakan hisab yang ringan (hisab yasir). [Lihat Mukhtashar Ma’arij al Qabul Hafizh al Hakami, diringkas oleh Hisyam Ali ‘Uqdah, Cetakan Ketiga, Tahun 1413H, hlm. 246.]
Kedua. Munaqasyah (diperiksa secara sungguh-sungguh) dan inilah yang dinamakan hisab (perhitungan) antara kebaikan dan keburukan.[ Lihat Mukhtashar Ma’arij al Qabul Hafizh al Hakami, diringkas oleh Hisyam Ali ‘Uqdah, Cetakan Ketiga, Tahun 1413H, hlm. 246]
Kepastian adanya hisab ini telah dijelaskan di dalam al Qur`an dan Sunnah. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ ﴿٧﴾ فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا
Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, [al Insyiqaq / 84 : 7-8].
وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِ﴿١٠﴾فَسَوْفَ يَدْعُو ثُبُورًا﴿١١﴾وَيَصْلَىٰ سَعِيرًا
Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak: “Celakalah aku”. Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). [al Insyiqaq / 84:10-12].
إِنَّ إِلَيْنَا إِيَابَهُمْ﴿٢٥﴾ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ
Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka, kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka. [al Ghasyiyah / 88 : 25-26].
الْيَوْمَ تُجْزَىٰ كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ ۚ لَا ظُلْمَ الْيَوْمَ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
Pada hari ini, tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya. [al Mu’min / 40 : 17].
Amal perbuatan yang kita lakukan selama di dunia, kemudian akan dihitung pada saat yaumul hisab.
Allah berfirman, "Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka, kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka.” (QS. Al-Ghashiyah: 25-26).
Kemudian dari Aisyah ra ia bertanya tentang apa itu hisab yang mudah. Rasulullah saw lantas menjawab, "Allah memperlihatkan kitab (hamba)-Nya kemudian Allah memaafkannya begitu saja. Barang siapa yang dipersulit hisabnya, niscaya ia akan binasa.” (HR. Ahmad).
5. Yaumul mizan (hari penimbangan amal baik dan amal buruk)
Setelah di Padang Mahsyar tadi, amal manusia mulai ditimbang mana yang baik dan mana yang buruk. Jika manusia lebih berat timbangan amal kebaikannya, maka dia akan mendapat keselamatan begitu pula sebaliknya.
Pada hari kiamat nanti, Allah Ta’ala akan meletakkan al-mizan (neraca atau timbangan) untuk menimbang amal manusia. Keimanan terhadap al-mizan termasuk dalam salah satu pokok keimanan, berdasarkan dalil-dalil dari Al-Qur’an, As-Sunnah dan juga ijma’ (kesepakatan) ulama kaum muslimin.
Orang yang beriman meyakini tentang ditegakkannya اَلْمِيزَانُ (timbangan) dan dibukanya catatan-catatan amal. Secara bahasa (etimologi) arti mizan adalah alat (neraca) untuk mengukur sesuatu berdasarkan berat dan ringan. Secara istilah (terminologi), mizan adalah sesuatu yang Allah letakkan di hari Kiamat untuk menimbang amalan hamba-Nya
Dalil tentang hari ditimbangnya amal perbuatan manusia
Allah Ta’ala berfirman,
(وَالْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (8) وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ بِمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَظْلِمُونَ (9
“Timbangan pada hari itu adalah kebenaran. Barangsiapa yang berat timbangan kebaikannya, maka mereka itu orang-orang yang beruntung. Dan barangsiapa yang ringan timbangan kebaikannya, mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat kami” (QS. Al-A’raf [7]: 8-9).
Dalam ayat yang lain, Allah Ta’ala berfirman,
وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat. Maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun, pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah kami sebagai Pembuat perhitungan” (QS. Al-Anbiyaa’ [21]: 47).
6. TELAGA NABI
Di antara perkara yang wajib
diimani sehubungan dengan iman kepada hari akhir adalah keberadaan al-haudh
(telaga) Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai kemuliaan yang Allâh
Azza wa Jalla berikan kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Pada hari
kiamat nanti orang-orang yang beriman dan mengikuti petunjuk beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam dalam kehidupannya di dunia, mereka akan mendatangi dan
meminum air telaga yang penuh kemuliaan tersebut. Semoga Allâh Azza wa Jalla
memudahkan kita untuk meraih kemuliaan tersebut, amin.
• Adapun gambaran air telaga tersebut adalah sebagaimana sabda beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
مَاؤُهُ أَبْيَضُ مِنَ اللَّبَنِ، وَرِيحُهُ أَطْيَبُ مِنَ المِسْكِ
Airnya lebih putih dari susu dan baunya lebih harum dari (minyak wangi) misk (kesturi)”
Dalam hadits lain beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya,
“Dan (rasanya) lebih manis dari madu
• Gayung dan timba untuk mengambil air telaga tersebut sebagaimana sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
وَكِيزَانُهُ كَنُجُومِ السَّمَاءِ
Gayung-gayungnya adalah seperti bintang-bintang di langit”
7. Jembatan Shirat/jembatan
Setelah amal dihitung, manusia akan berjalan melewati jembatan Shirathol Mustaqim. Cara dan keadaan menyeberang setiap manusia di jembatan ini pun berbeda-beda.
Pengertian Shirath.
Shirâth secara etimologi bermakna jalan lurus yang terang,. Adapun menurut istilah, yaitu jembatan terbentang di atas neraka Jahannam yang akan dilewati oleh manusia ketika menuju Surga.
Dalil-Dalil Tentang Keberadaan Shirat
Landasan keyakinan tentang adanya shirâth pada hari Kiamat berdasarkan kepada ijma’ para ulama yang bersumberkan kepada dalil-dalil yang akurat dari al-Qur`ân dan Sunnah. Berikut ini kita sebutkan beberapa dalil yang menerangkan tentang adanya shirâth. Di antara ulama berhujjah/ berdalil dengan firman Allâh Azza wa Jalla berikut :
وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا
Dan tidak ada seorang pun dari kalian, melainkan akan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Rabbmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan [Maryam/19:71]
Sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berbunyi:
ثُمَّ يُؤْتَى بِالْجَسْرِ فَيُجْعَلُ بَيْنَ ظَهْرَيْ جَهَنَّمَ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْجَسْرُ قَالَ مَدْحَضَةٌ مَزِلَّةٌ عَلَيْهِ خَطَاطِيفُ وَكَلَالِيبُ وَحَسَكَةٌ مُفَلْطَحَةٌ لَهَا شَوْكَةٌ عُقَيْفَاءُ تَكُونُ بِنَجْدٍ يُقَالُ لَهَا السَّعْدَانُ
Kemudian didatangkan jembatan lalu dibentangkan di atas permukaan neraka Jahannam. Kami (para Sahabat) bertanya: “Wahai Rasûlullâh, bagaimana (bentuk) jembatan itu?”. Jawab beliau, “Licin (lagi) mengelincirkan. Di atasnya terdapat besi-besi pengait dan kawat berduri yang ujungnya bengkok, ia bagaikan pohon berduri di Nejd, dikenal dengan pohon Sa’dân … [Muttafaqun ‘alaih]
Kondisi orang yang melewati
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: “Lalu diutuslah amanah dan rohim (tali persaudaraan) keduanya berdiri di samping kiri-kanan shiraath tersebut. Orang yang pertama lewat seperti kilat”. Aku bertanya: “Dengan bapak dan ibuku (aku korbankan) demi engkau. Adakah sesuatu seperti kilat?” Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “Tidakkah kalian pernah melihat kilat bagaimana ia lewat dalam sekejap mata? Kemudian ada yang melewatinya seperti angin, kemudian seperti burung dan seperti kuda yang berlari kencang. Mereka berjalan sesuai dengan amalan mereka. Nabi kalian waktu itu berdiri di atas shirâth sambil berkata: “Ya Allâh selamatkanlah! selamatkanlah! Sampai para hamba yang lemah amalannya, sehingga datang seseorang lalu ia tidak bisa melewati kecuali dengan merangkak”. Beliau menuturkan (lagi): “Di kedua belah pinggir shirâth terdapat besi pengait yang bergatungan untuk menyambar siapa saja yang diperintahkan untuk disambar. Maka ada yang terpeleset namun selamat dan ada pula yang terjungkir ke dalam neraka. [HR. Muslim]
8. SURGA
surga adalah sebaik-baiknya tempat kembali. Di dalamnya tidak ada kesedihan dan kesengsaraan, melainkan hanya kebaikan dan kebahagiaan. surga diciptakan oleh Allah sebagai balasan bagi orang-orang yang beramal saleh dan telah berhasil melalui perjalanan panjang tadi.
Di antara kenikmatan di surga yang Alloh dan Rosul-Nya telah perkenalkan pada kita adalah :
[1]. Merasakan nikmatnya sungai susu, dan madu, sebagaimana Alloh Taala berfirman yang artinya, (Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamer yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring. (Muhammad : 15).
alasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya (al-bayyinah:8)
[2]. Mendapatkan isteri yang masih belia dan berumur sebaya, sebagaimana firman Alloh yang artinya, ”Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan, (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur, dan gadis-gadis remaja yang sebaya. (An Naba : 31-33).
[3]. Hidup kekal dengan nikmat lahir dan batin, sebagaimana Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda yang artinya, Siapa yang masuk surga selalu merasa nikmat, tidak pernah susah, pakaiannya tidak pernah cacat, dan kepemudaannya tidak pernah sirna. (HR. Muslim).
[4]. Diberi umur muda, sebagaimana Nabi shollallohu alaihi wa sallam bersabda yang artinya, Ahli surga, berbadan indah tanpa bulu, matanya indah bercelak, umurnya 30 atau 33 tahun. (Shohihul Jaami).
[5]. Memandang wajah Alloh yang mulia, sebagaimana diriwayatkan dari Shuhaib, bahwa Nabi shollallohu alaihi wa sallam bersabda, Jika surga telah dimasuki oleh para penghuninya, ada yang menyeru : Wahai penduduk surga, sesungguhnya Alloh mempunyai suatu janji untuk kalian yang janji tersebut berada di sisi Alloh, di mana Dia ingin menuaikannya. Mereka berkata : Apakah itu? Bukankah Dia telah memberatkan timbangan-timbangan kami, memasukkan kami ke surga, dan menyelamatkan kami dari neraka? Beliau melanjutkan : Maka Alloh menyingkapkan hijabnya (tabirnya), sehingga mereka melihat-Nya (wajah Alloh). Demi Alloh, Alloh belum pernah memberikan sesuatu pun yang lebih mereka cintai dan menyejukkan pandangan mereka daripada melihat-Nya. (HR. Muslim).
Masih banyak sekali ayat dan hadits lainnya yang menerangkan tentang sifat-sifat surga, kenikmatannya, kesenangannya, kebahagiannya, dan keelokannya. Semoga Alloh menjadikan kita sebagai penghuninya.
9. NERAKA
Tempat terakhir ini (neraka) adalah tempat penuh penderitaan sebagai balasan bagi orang-orang yang selalu berbuat keburukan.
Allah berfirman, "Tiap-tiap pintu telah ditetapkan untuk golongan yang tertentu bagi mereka." (QS. Al-Hijr: 44).
An Naar, neraka secara bahasa ialah kobaran api (al lahab) yang panas dan bersifat membakar. Secara istilah bermakna, suatu tempat yang telah disiapkan Allah subhanahu wa ta’ala bagi orang-orang yang mendurhakai-Nya. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Allah mela’nati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala (neraka)” (QS. Al Ahzab : 64). Neraka memiliki beragam nama selain an naar, diantaranya Jahannam (lihat QS. An Naba’ : 21-22), Al Jahim (QS. An Naziat : 36), As Sa’ir (QS. Asy Syura : 7), Saqar (QS. Al Mudatsir : 27-28), Al Huthomah (QS. Al Humazah : 4), dan Al Hawiyah (QS. Al Qari’ah : 8-11)
Bahan Bakar Neraka
“Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir” (QS. Al Baqarah : 24). Batu yang dimaksud dalam ayat ini ditafsirkan oleh Ibnu Abbas dan sebagian besar pakar tafsir dengan belerang, dikarenakan sifatnya yang mudah menyala lagi busuk baunya. Sebagian pakar tafsir juga berpendapat bahwa yang dimaksud batu di sini, ialah berhala-berhala yang disembah, sebagaimana Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan Jahannam, kamu pasti masuk ke dalamnya.” (QS. Al Anbiya : 98)
Panas Api Neraka
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu anhu beliau berkata, “Rasulullah shallallaahu alaihi wa salam bersabda, ‘Api kalian, yang dinyalakan oleh anak Adam, hanyalah satu dari 70 bagian nyala api Jahannam. Para shahabat kemudian mengatakan, ‘Demi Allah! Jika sepanas ini saja niscaya sudah cukup wahai Rasulullah! Rasulullah menjawab, ‘Sesungguhnya masih ada 69 bagian lagi, masing-masingnya semisal dengan nyala api ini’”
0 Komentar